MASYARAKAT

Komoditas Kelapa Menjadi Tanaman Andalan Warga Desa Morindino, Kec. Kambowa, Kab. Buton Utara


BUTON UTARA – Komoditas Kelapa merupakan tanaman perkebunan yang cukup besar kontribusinya terhadap perekonomian masyarakat yang ada di Desa Morindino, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) maupun di Indonesia.

Hal itu membuat sebagian warga yang ada di Desa Morindino, Kecamatan Kambowa menggantungkan biaya hidup dan pendidikan dari hasil tanaman pohon kelapa.

Ihsan misalnya Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Halu Oleo (UHO) asal Desa Morindino, Kec. Kambowa, Kab. Butur ini memanfaatkan waktu libur semesternya untuk pulang kampung membantu orang tuanya.

Ihsan menuturkan bahwa selama ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya pendidikan kuliahnya dari hasi tanaman buah kelapa.

BACA JUGA :   Upah Karyawan Lama & Baru Berbeda!! Disnakertrans Sultra Sosialisasi Struktur dan Skala Upah Tahun 2024

“Dari buah kelapa inimi untuk memenuhi kebutuhan dan pendidikan saya dan adik-adik saya dannn, Makanya saya pulang kampung ini mumpung lagi libur semester,”tuturnya.

lanjutnya, Buah Kelapa yang telah dipanen terlebih dahulu akan dikupas dan dikeringkan atau dipanggang (Kopra).

Dimana harga kelapa perkilonya yang telah dikeringkan (Kopra) yakni Rp7.900/Kg dan dalam setahun buah kelapa bisa 4 kali penen.

“Kami ini jual kopranya di Kota Baubau, Perkilonya yang sudah jadi kopra dihargai Rp7.900/Kg,”ujarnya.

Ihsan menambahkan, Terkadang harga kopra perkilonya naik turun dan berdampak juga dengan penjualan satuan buah kelapa yang belum dikupas.

“Kalau harga kopra kadang naik turun tergantung permintaan pasar dan itu berdampak juga dengan penjualan satuan kelapa yang belum dikupas, kalau sekarang kelapa dihargai satu bijinya Rp.1.200,- (seribu dua ratus rupiah),”tambahnya.

BACA JUGA :   Empat Ahli Waris Nasabah Mekaar Kendari Peroleh Santunan JKM BPJSTK Sultra

Untuk hasil penjulan Kopra tersebut nantinya akan dikurangi dengan jasa yang memanjat kelapa dan biaya transportasi pengiriman kopra ke kota.

“Contoh hasil buah kelapa yang dipanen 2600 Biji yang jadi kopra 650Kg dengan harga kopra Rp7.900,- maka hasil yang didapatkan Rp.5.135.000,- tapi itu belum dikurangi ongkos panjat kelapa Rp1 Juta 300 Ribu dan dikurangi juga 12% biaya transportasi pengiriman kopra, Sehingga bersihnya kira-kira Rp3.218.800,-,”paparnya Ihsan.

Selain Buah Kelapa yang telah dijadikan kopra untuk dijual, Masyarakat Desa Morindino, Kecamatan Kambowa juga memanfaatkan tempurung kelapa untuk dijual dengan harga Rp5.000/Kg.

“Bukan hanya buah kelapanya yang dijual tetapi tempurung kelapanya juga kami jual, Saat ini dihargai Rp5.000/Kg,”pungkasnya.

BACA JUGA :   Dampak Kapal Melintas, KSOP Kendari Lakukan Mediasi Dengan Masyarakat Pulau Cempedak

Ihsan menambahkan, Hasil dari Kopra ini nantinya akan digunakan untuk biaya pendidikan dan kebutuhan hidup sehari-hari.

“Insha Allah apa yang telah dilakukan orang tuaku selama ini akan saya perjuangkan hingga dapat meraih apa telah diimpikan selama ini,”harapnya.

Diketahui, Masyarakat di Desa Morindino, Kecamatan Kambowa selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian baik tanaman jangka panjang maupun tanaman jangka pendek.(dn)

==============


hatori77 hatori 77 hatori77 hatori77 hatori77 hatori77 hatori 77 akun slot gacor hatori77 taruhan bola slot online akun slot gacor slot gacor sepak bola akun slot gacor demo gacor slot demo gacor akun slot demo akun demo gacor akun demo gacor